Selasa, 26 Juni 2012


CINTA DI UJUNG SESAL
                                                                                            Karya : Riris Widiya Wati

            Secercah mentari pagi menembus tirai kamarku menyapa hangat kehidupan baru yang akan di jalani. Rasa kantuk masih menemani Chieka karena tadi malam ia mengerjkan semua pekerjaannya hinggal larut malam. Tapi hal itu tidak membuat Chieka bermalas-malasan di tempat tidur, ia segera bangun untuk bersiap-siap berangkat sekolah. Chieka adalah seoramg siswi SMA kelas XI . Di kota yang cukup besar ini Chieka tinggal sendiri di sebuah rumah yang cukup bagus namun sederhana. Rumah ini adalah rumah hadiah dari orang tuanya atas prestasi yang diraih Chieka selama ini, selain itu juga di kota ini sekolahnya cukup bagus dibandingkan dengan sekolah-sekolah negeri yang ada di kota orang tuanya Chieka berada. Sebenarnya ayah dan ibunya Chieka sangat keberatan  harus berpisah dengan anak semata wayang mereka, tapi karena kuatnya keinginan Chieka mau tidak mau mereka harus berpisah dengan Chieka untuk sementara waktu. Terkadang saat sedang duduk termenung sendiri ia teringat semua kenangan ia dan orang tuanya saat di Bandung dulu, seringkali ia menyesali keputusan yang ia ambil saat ini. Tapi mau bagaimana lagi hanya ini cara yang bisa membuatnya menjadi sukses, sama seperti pepatah “ bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian’’ yaa seperti itulah perasaan Chieka kalau tidak berkorban maka tidak akan ada kesuksesan tercipta.

***
              Sesampainya di sekolah Chieka buru-buru masuk ke kelas, bahkan Lina sahabatnya sendiri tidak dihiraukannya, padahal Lina sudah menunggunya sejak lama. “ Chieka tunggu !!’’ . “ Ada apa sih Lin ?’’ . “ Kamu tuh yang ada apa, aku udah nugguin kamu tau, aku sapa malah cuek, kenapa sih buru-buru amat, lagian bel juga masih lama’’ . “ Ya ampuun Lina, iya iya sorry deh, aku buru-buru tuh gara-gara tugas yang diberikan Sir Adi belum selesai lagian itu tugaskan hari ini udah harus clear, emang kamu udah selesai ngerjainnya ?’’. “ Astaga aku belum selesai ngerjain, waduuh gimana nih. Chieka boleh gak ?’’ . “ Apa ? mau nyontek, enak aja, kerjain aja sendiri. Kan aku udah bilang dari kemaren itu tugas secepatnya diselesaikan tapi kamunya malah senang-senang sendiri sama Amel, tuh sekarang tau sendiri kan akibatnya’’ . “iya,iyaa aku tau , aku salah udah lalai sama tugas tapi kamu mau kan bantu aku ngerjainnya please” . “ Hmmm ya sudah kalau begitu, makanya ayo buruan kita ke kelas’’ .

              Saat Chieka dan Lina tergesa-gesa menuju kelas tanpa sengaja Chieka menabrak seorag laki-laki didepannya hingga membuat Chieka terjatuh serta buku yang ada ditangannya jatuh berhamburan. “ Aduhh’’ . “ Maaf,maaf aku gak sengaja soalnya kau buru-buru pengen ke kelas jadinya kau gak liat-liat trus nabrak kamu deh, maaf banget yaa” ucap Chieka dengan wajah memelas. “ Iya aku gak apa-apa kok, oya ini buku kamu’’. “ Ouh bagus deh, makasih aku buru-buru nih ke kelas’’ . Chieka segera meninggalkan laki-laki itu, Chieka sendiri merasa kebingungan sebelumnya ia tak pernah melihat laki-laki itu, sosok itu asing dimatanya. Tapi ia segera melupakan hal itu, yang ia pikirkan saat ini adalah tugas yang banyak dari Sir Adi. Bel masukpun berbunyi kebetulan juga tugas Chieka selesai pada waktunya. Pelajaran diawali oleh mata pelajaran Bu Dita yaitu pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, tetapi kali ada yang lain beliau masuk kelas dengan membawa seorang laki-laki. “ selamat pagi anak-anak’’. “ selamat pagi bu’’ . “ Anak-anak hari ini kita kedatangan teman baru pindahan dari SMA 2 Semarang, nah untuk lebih jelasnya kita akan mempersilakannya untuk memperkenalkan diri. Nah Roni sekarang kamu perkenalkan diri kamu di depan teman barumu. “ hai teman-teman, perkenalkan nama saya Roni Aditya, saya pindahan dari SMA 2 Semarang. Saya harap kita bisa berteman baik dalam hal belajar’’ . “ Nah, Roni kamu sekarang boleh duduk di samping Amel”. ‘’ baik bu’’ . Bu Dita kemudian melanjutkan pelajaran minggu lalu, murid-murid mengikuti pelajaran dengan konsentrasi penuh. Tanpa terasa jam pelajaran bu Dita selesai dilanjutkan dengan pelajaran Sir Adi, yaitu pelajaran bahasa Inggris. “ huuh untung saja ya Chiek, tugas kita udah selesai’’. “ Iya, Lin jadi kita gak kena hukuman deh’’. “ Baik anak-anak minggu lalu saya sudah kasih tugas sama kalian sekarang silakan kumpul tugas kalian’’. “ Baik Sir’’ jawab anak-anak serempak.

***
                 Sepulang sekolah Chieka langsung menuju rumah, Chieka sangat enggan mengikuti teman-temannya seperti Lina dan Amel untuk jalan-jalan sepulang sekolah, ia menganggap hal itu tidak terlalu bermanfaat dan itu hanya akan membuang waktu saja. Ketika Chieka terus berjalan menuju rumah tiba-tiba ada yang memanggilnya. “ Chieka tunggu !!’’. Chieka menoleh ke belakang ternyata yang memanggilnya adalah Roni teman baru di kelasnya. “ Ouh Roni, ada apa kok kamu manggil aku ?’’. “ enggak ada apa-apa kok aku Cuma pengen lebih akrab aja sama kamu, kamu kan teman sekelas aku masa aku gak terlalu kenal sih sama kamu kan aneh jadinya,hehe...” . “ Mmm iya sih, oya kamu pulang juga jalan kaki yaa ?’’. “ iya, sebenarnya tadi mamah menyuruh aku diantar sama pak Budi, tapi aku pengen jalan kaki aja,lagian rumah aku dekat kok gak jauh banget, selain itu juga aku pengen cari teman yang banyak’’. ‘’ Mmmhh gitu yaa, ya udah kita bareng aja pulangnya rumah aku juga gak jauh dari sini’’. Akhirnyaa Chieka dan Roni pulang bersama walaupun mereka baru saling kenal, tapi mereka sudah cepat akrab.
Malampun tiba mentari senja perlahan-lahan menutup lembayung senja membawa keindahan di sore itu. Seperti malam-malam biasa Chieka belajar, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. “ Hallo, ini dengan siapa ya ?’’. “Ini dengan Roni Chiek sorry ya kalau aku dah ganggu malam-malam begini’’. ‘’ Owh Roni, kamu gak ganggu kok Ron, nyantai aja, emangnya ada apa ?’’. “Mmmhh bagus deh kalau aku gak ganggu, gini Chiek aku mau ngajak kamu makan-makan mau nggak, soalnya aku lagi boring banget nih di rumah, nanti aku jemput sama aku traktir deh, tapi mau kan ?’’ . “ Gimana yaa, ya udah deh aku mau nanti kamu jemput aja aku’’. “ Ok’’. Setelah dijemput oleh Roni, merekapun makan malam disebuah mall. “ Oya Ron, tadi kamu bilang lagi boring ya, boring kenapa sih kalau boleh tau ?.’’ . “yaa boring aja, soalnya mamah tuh gak pernah punya waktu buat aku, bahkan kami tuh gak pernah yang namanya makan bareng’’. “Owh gitu yaa, emang papah dan saudaramu mana ?’’. “ Mmm..Oya Chiek tuh makanan pesanan kita dah datang, kita makan aja dulu nanti dilanjutin ceritanya’’. “Iya’’.

***
           Tak terasa sudah 5 bulan Roni bersekolah, di sekolah barunya itu ia sudah punya teman yang banyak karena sifatnya yang baik, ramah serta tidak sombong ia adalah anak yang mudah bergaul. Bahkan sekarang ia dipilih menjadi kapten basket di sekolahnya. Siang ini matahari bersinar dengan teriknya namun tidak membuat Chieka lelah menyusuri jalan pulang ke rumahnya, seperti biasa ia selalu bersama Roni. ‘’ Chiek, kamu mau gak nemenin aku lagi sore ini ke taman ?’’. “Sore ini ya, gimana ya, Mmm ya udah deh aku mau’’. “ beneran Chiek, ya udah nanti aku jemput kamu yaa’’. Sorepun tiba Roni dan Chieka berjalan-jalan di taman. “ Chiek, kamu tau gak alasan aku ngajak kamu ke sini ?’’. “ Nggak, emangnya kenapa ?’’. “ Aku, aku mau jujur sama kamu’’. “ Jujur apa sih ? ya udah jujur aja’’. ‘’ Mmm aku suka kamu Chiek, kamu mau gak jadi pacar aku ?’’. “ Hah yang bener aja ?’’. “ Iya liat mata aku, apa aku kelihatan bercanda ?’’. “ Enggak sih, gimana ya. Mmm jujur juga yaah, sebenarnya aku juga suka sama kamu, dan aku mau jadi pacar kamu’’. “ Beneran, ya ampun ini tuh benar-benar hari yang menyenangkan’’ kata Roni sembari memeluk Chieka. Inilah awal perjalan kisah cinta mereka.
Hari-hari Chieka sekarang lebih menyenangkan karena ia sudah punya pacar baru. Hal in diketahui oleh teman-teman sekelasnya dan merekapun menjadi bahan olok-olok temannya, dengan isengnya Amel dan Lina sering menggoda Chieka sampai merah wajahnya karena malu.
***
              Sekarang Chieka dan Roni lebih sering kemana-mana selalu berdua, bahkan ke perpustakaanpun mereka lebih suka berdua, tidak mengherankan jika sahabat terdekatnya sendiri yaitu Lina sering cemburu karena sahabatnya itu lebih lengket dengan pacarnya.
Waktu terus berjalan, sudah setahun mereka jalani kisah kasih mereka. Tepat di hari jadiannya sesuatu yang buruk terjadi. Saat itu Chieka dan Roni sudah janji untuk bertemu di taman untuk merayakan hari jadi mereka tak lupa pula mereka membawa kado masing-masing. Tetapi saat Chieka pergi ke taman bukannya dengan raut wajah yang senang, ia malah geram lantaran melihat Roni tengah berpelukan dengan seorang wanita, tentu ini membuat hati Chieka merasa dipermainkan, sebenarnya yang dilihat Chieka itu bukanlah Roni, Roni sendiri tidak jadi pergi ke taman karena ada pertandingan basket. Sejak kesalah pahaman itu terjadi Chieka sering menjauhi Roni, padahal Roni tidak salah. Chieka sekarang lebih sering sendiri dan ini membuat Roni menjadi bingung, saat ia mendekati Chieka, Chieka terus menghindar darinya dengan seribu macam alasan. Suatu hari Chieka mengajak Roni bertamu di taman, tetapi lagi-lagi hal buruk terjadi. Chieka mengajak sepupu laki-lakinya untuk membalas kejadian minggu lalu. Di hadapan Roni Chieka menggandeng sepupunya layaknya seorang pacar, dengan emosi yang memanas Roni mengendarai motornya dengan kecepatan melebihi batas, saat dipersimpangan ia tertabrak truk, dan akhirnya masuk jurang, Roni tewas seketika. Di taman hati Chieka sedang kacau tak menentu akibat ulahnya tadi, ia merasa bersalah pada Roni tapi mau bagaimana lagi. Lalu ia mencoba menghubungi Roni, tapi no Roni tidak aktif hatinya makin kacau. Tidak lama kemudian masuk sms Lina yang memberi tahukan bahwa Roni telah meninggal dunia akibat kecelakaan. Setelah membaca sms itu Chieka menangis sekencang-kencangnya meratapi, serta menyesali kesalahan yang lakukan tadi, mau dikatakan apalagi takdir sudah berkata lain.Dengan penuh rasa sesal, dan penuh rasa cinta dengan berat hati ia temui mayat kekasih yang amat ia cintai itu untuk terakhir kalinya. Dengan perasaan duka yang mendalam ia terus memegang tangan kekasihnya itu sampai akhirnya jenazah Roni dimakamkan. Dan lagi-lagi Chieka tak dapat membendung air matanya, teman-teman yang hadir terus menyabarkannya, tapi Chieka tetap saja menangis melihat kepergian kekasihnya itu untuk selamanya.
Tidak terasa empat puluh hari sudah kepergian Roni, namun duka dan air mata Chieka tak kunjung berhenti hampir setiap sore ia mengunjungi makam kekasihnya itu, terkadang ia berbicara sendiri seakan mencurahkan isi hatinya itu pada Roni kekasihnya. Lina sahabat terdekatnya sering kasian melihat keadaan Chieka yang sekarang ia selalu murung, duduk dan bahkan menangis sendiri saat duduk di bangku Roni, mungkin Chieka masih terbayang akan kenangan manisnya bersama Roni. Malam ini acara empat puluh hari kepergian Roni digelar dirumahnya tak ketinggalan Chieka dan Lina juga datang. Kali ini Chieka lebih sedikit tenang dan tegar, tapi dalam hatinya tetap menangis.
           Dingin...terlihat Chieka duduk terdiam di sudut taman. Matanya merah,di matanya mengalir air mata duka, ya dia memang sedang berduka. Dia baru saja datang dari empat puluh hari meninggalnya Roni. Cowok yang sudah disakitinya yang meninggal akibat kecelakaan yang ia alami. Tepatnya setelah ia melihat Chieka berjalan bersama cowok lain. Roni merasa kecewa, ia marah, bersama luapan emosi ia mengendarai motornya begitu cepat dan tak  bisa menghindari truk yang tiba-tiba melintas dihadapannya. Roni jatuh terpelanting ke dalam jurang yang membuatnya pergi untuk selamanya, tanpa tau kejelasan hubungannya dengan Chieka.
            Chieka benar-benar terpukul. Dia merasa bersalah atas kematian Roni. Sebenarnya cowok yang bersamanya itu adalah sepupunya sendiri yang sengaja ia gandeng di depan Roni, karena rasa kesalnya pada Roni atas penghianatan yang sebenarnya tak pernah Roni lakukan. “ Chieka ya ?’’ sesosok laki-laki seketika memecah kesunyian dan duduk disamping Chieka. “Chiek. Udah hapus air mata kamu’’ . laki-laki itu menyodorkan sebuah sapu tangang berwarna pink yang diambil dari kantong bajunya.Chieka tetap diam meskipun merasa sedikit aneh dengan sosok misterius itu. “kamu siapa?’’ tanya Chieka dengan isakan tangis yang masih menjadi tanpa sedikitpun menoleh ke arah sosok tadi.
“ aku Doni’’ jawabnya. Dengan penuh rasa takut. Ia takut dengan apa yang akan terjadi jika menoleh ke arahnya. Sejenak suasana menjadi hening, Chiekapun mulai berhenti menangis. “ Aku senang kamu sudah gak nangis lagi,apalagi berhentinya tangisan kamu berhenti pula sedih kamu’’. Chieka merasa sedikit aneh mendengarnya, tapi dia tetap tidak mau menoleh ke arah Doni dan diapun pergi meninggalkan Doni begitu saja. Tiba-tiba Chieka teringat akan sapu tangan yang ada di tangannya. “ Nih sapu tangan kamu’’ Chieka menoleh ke arah Doni, seketika sapu tangan dalam genggamannya jatuh. Jantungnya berguncang, rasa bersalah itu makin kuat muncul ke permukaan menjelma menjadi butiran yang terus mengalir membasahi pipinya saat dia tau lelaki didepannya berwajah mirip seperti Roni.
             Chieka diam tak berkata,dia pergi dan berlari, diapun terus menangis. “Maafkan aku...maafkan aku Roni’’ hanya itu yang terus Chieka ucapkan sembari terus berlari pulang. Usaha Doni untuk mengejar Chieka hanya sia-sia belaka, Doni semakin merasa bersalah. Sama seperti Chieka dia didera rasa sesal karena tak dapat menjelaskan dari awal bahwa yang dilihat Chieka siang itu bukanlah Roni bersama selingkuhannya melainkan Doni bersama mantan pacarnya.
              Pagi-pagi sekali sicentil Lina sudah berada di rumah Chieka, Lina adalah sahabat dekat Chieka yang cerewet dan centil.
              “ Chieka...Chieka...’’ “Chiek...bangun...cepat bangun...!!! Surprise !!! Happy Birthday Chieka,selamat ulang tahun ya..semoga kamu tambah manis dan lucu..Hmm apalagi yaa ??? Oh, iya semoga kamu cepat dapat cowok lagi. Hehehe’’ cetus Lina dengan cerewetnya, tanpa ia sadari do’a terakhirnya itu membuat mata Chieka berkaca-kaca teringat akan kejadian yang dialaminya semalam. “ Kok kamu nangis Chiek ? seharusnya kamu senang dong !!’’ . “ Aku inget Roni Lin’’ jawab Chieka dengan air mata yang mulai berlinang membasahi pipinya.” Aku tau perasaanmu Chiek, tapi jangan terus-terusan nyiksa diri kamu gini’’ . “ Aku gak nyiksa diri tapi bayangan itu yang selalu datang, bahkan tadi malam aku...’’ Chieka tak melanjutkan bicaranya saat dia teringat sosok Doni tadi malam. “ tadi malam kenapa ?’’ tanya Lina dengan penasaran. “Roni...tadi malam aku liat dia’’. ‘’ Roni lagi...Roni lagi...dia udah gak ada itu halusinasi kamu aja’’ kilah Lina tak percaya. “ Tapi aku ben...’’ . belum sempat Chieka bicara Lina menghentikannya. “ Sssttt...udah aku ngerti kamu sayang sama dia. Ya udah aku pulang dulu ya.’’

***
Sepulang sekolah...
 “ Lin, aku pulang duluan ya.’’ Sapa Chieka sembari meninggalkan Lina begitu saja. “ Lho kok gitu ? tega kamu sama aku, emang kamu mau kemana ?’’ tanya Lina dengan sebal. “ Biasa aku mau ke pantai, kenapa ? kamu mau ikut ?’’ . ‘’iya-iya aku kan gak pernah kamu ajak.’’ Jawab Lina dengan semangat empat limanya. “ya enak aja mending aku sendiri, daaahh Lina cantik’’. “Uh dasar ! Chieka nyebelin.’’
***
                Di  pantai, keadaan pantai tak berubah masih sama seperti dia pertama kali ke tempat itu. Membuatnya enggan beranjak di atas bongkahan batu yang didudukinya. Tiba-tiba “ Chieka, aku mau ngomomg.’’ . seorang laki-laki memegang bahunya. “ Roni ??’’ tanya Chieka dengan kaget. ‘’ Aku buka Roni, tapi aku Doni saudara kembarnya Roni’’ . Chieka tersentak kaget tak percaya. “ kembar ? gak mungkin Roni gak pernah cerita sama aku’’ Chieka tetap tak percaya. ‘’ Dari dulu kita terpisah karena keadaan keluarga kita yang broken, kita pun tak pernah ada komunikasi. Mungkin itu yang membuatnya tak pernah bercerita tentang hal ini’’. Jelas Doni. “ Terus kamu apa Don ?’’. “ Aku Cuma mau bilang Roni sayang sama kamu’’. ‘’ Sayang ? ngerti apa kamu tentang Roni ? dia penghianat !’’. “Enggak Chiek, dia bukan penghianat,aku tau kamu begini karena salam paham’’. Doni terus berusaha membuat Chieka percaya. “ salah paham apa Don ? Aku liat dengan mata aku sendiri saat dia memeluk cewek di depan aku, apa bukan penghianat?’’. “ Karena kamu salah makanya aku datang ke sini buat ngejelasin itu semua Maafin aku waktu itu aku benar-benar bingung. Aku lupa kalau aku punya saudara kembar, yang kamu liat kemarin bukan Roni tapi aku sama mantan pacar aku’’ jelas Doni dengan mata berkaca-kaca. “ Apa ? jadi aku salah ? kenapa waktu itu kamu diam saja ? sadar gak sih ? gara-gara kamu gitu dah bikin orang yang aku sayang pergi tuk selamanya, kamu jahat !!!’’. “ aku kan udah bilang, aku lupa dan itu semua bukan salah siapa-siapa, itu takdir’’. Jawab Doni yang mencoba membuat Chieka yang tertutup oleh emosi untuk lebih sedikit mengerti.
                  Semenjak kejadian itu mereka berdua sering bertemu. Doni yang masih bersalah tak pernah bosan mengemis maaf dari seorang Chieka yang tak pernah bisa memaafkan dan menerima kenyataan yang ada. Setiap hari mereka bertengkar, padahal seiring berjalannya waktu jauh di hati  mereka mulai tercipta kasih atas semua yang terjadi, akan tetapi mereka terlalu egois untuk mengakuinya.

***
                   Dua bulan berlalu, saat mentari pagi menyinari dengan indahnya pagi yang nampak cerah ceria berdiri di samping air mata dan tangan menggenggam sepucuk surat berwarna pink. ‘’ Aku bosan dengan keadaan ini, apalagi dengan keangkuhan kamu. Mungkin saat kamu membaca surit ini, aku sudah ada di luar kota ngelupain kamu’’. Itulah sepenggal dari isi surat yang ada digenggam Chieka. Surat itu adalah ucapan terakhir dari Doni sebelum meninggalkan kota penuh sejarah itu. Chieka terus menangis, untuk kedua kalinya dia kembali kehilangan orang yang disayangi. Saat itupun dia memutuskan tuk pergi dan tinggal di rumah tantemya di Surabaya tuk melupakan semua kejadian itu.
***

           Tiga tahun kemudian , saat Chieka telah kembali ke Jember, di Papuma, seperti kebiasaannya dulu memotret pemandangan disekitar pantai.
Hari ini adalah ulang tahun Chieka tapi sepertinya dia benar-benar lupa. Tiba-tiba ada seorang badut lucu menghampirinya dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Chieka. Chieka terkejut, terlebih saat badut itu membuka tutup kepalanya. “ Doni ?’’ tanya Chieka ragu-ragu. “Ya ini aku Doni, ternyata kamu masih ingat’’. Seketika itu Chieka langsung memeluk erat tubuh Doni. “ maafin aku Don,atas sikap aku dulu, aku marah sama diri aku sendiri karena udah ngelakuin kesalahan. Saat kamu ninggalin aku, aku baru nyadar kalau aku sayang kamu’’ ungkap Chieka dengan tangan masih memeluk tubuh Doni.
             Di makam Roni. “ Roni maafin aku atas semuanya. Kamu disana pasti udah bahagia. Lihat aku sama siapa ? saudara kembar kamu yang sekarang jagain aku seperti kamu dulu. Jangan marah, karena kamu tetap yang terbaik dan gak akan pernah tergantikan di hati aku’’. Ungap Chieka dengan deraian air mata. “ Iya Ron, Chieka sayang kamu.dan aku pasti jagain dia buat kamu’’. Tambah Doni. Akhirnya masa lalu yang kelam itu membuat mereka menyadari bahwa mengakui isi hati itu tak pernah salah.
Akhirnya merekapun memutuskan tuk menikah. Pertukaran cincin penuh bahagia itu dilakukan di depan makam Roni dengan janji abadi selamanya disaksikan oleh Roni yang telah tersenyum di surga.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar