CINTA DI UJUNG SESAL
Karya : Riris Widiya Wati
Secercah mentari pagi menembus
tirai kamarku menyapa hangat kehidupan baru yang akan di jalani. Rasa kantuk
masih menemani Chieka karena tadi malam ia mengerjkan semua pekerjaannya
hinggal larut malam. Tapi hal itu tidak membuat Chieka bermalas-malasan di
tempat tidur, ia segera bangun untuk bersiap-siap berangkat sekolah. Chieka adalah
seoramg siswi SMA kelas XI . Di kota yang cukup besar ini Chieka tinggal
sendiri di sebuah rumah yang cukup bagus namun sederhana. Rumah ini adalah
rumah hadiah dari orang tuanya atas prestasi yang diraih Chieka selama ini,
selain itu juga di kota ini sekolahnya cukup bagus dibandingkan dengan sekolah-sekolah
negeri yang ada di kota orang tuanya Chieka berada. Sebenarnya ayah dan ibunya
Chieka sangat keberatan harus berpisah
dengan anak semata wayang mereka, tapi karena kuatnya keinginan Chieka mau
tidak mau mereka harus berpisah dengan Chieka untuk sementara waktu. Terkadang
saat sedang duduk termenung sendiri ia teringat semua kenangan ia dan orang
tuanya saat di Bandung dulu, seringkali ia menyesali keputusan yang ia ambil
saat ini. Tapi mau bagaimana lagi hanya ini cara yang bisa membuatnya menjadi
sukses, sama seperti pepatah “ bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang
kemudian’’ yaa seperti itulah perasaan Chieka kalau tidak berkorban maka tidak
akan ada kesuksesan tercipta.
***
Sesampainya di sekolah Chieka
buru-buru masuk ke kelas, bahkan Lina sahabatnya sendiri tidak dihiraukannya,
padahal Lina sudah menunggunya sejak lama. “ Chieka tunggu !!’’ . “ Ada apa sih
Lin ?’’ . “ Kamu tuh yang ada apa, aku udah nugguin kamu tau, aku sapa malah
cuek, kenapa sih buru-buru amat, lagian bel juga masih lama’’ . “ Ya ampuun
Lina, iya iya sorry deh, aku buru-buru tuh gara-gara tugas yang diberikan Sir
Adi belum selesai lagian itu tugaskan hari ini udah harus clear, emang kamu
udah selesai ngerjainnya ?’’. “ Astaga aku belum selesai ngerjain, waduuh
gimana nih. Chieka boleh gak ?’’ . “ Apa ? mau nyontek, enak aja, kerjain aja
sendiri. Kan aku udah bilang dari kemaren itu tugas secepatnya diselesaikan
tapi kamunya malah senang-senang sendiri sama Amel, tuh sekarang tau sendiri
kan akibatnya’’ . “iya,iyaa aku tau , aku salah udah lalai sama tugas tapi kamu
mau kan bantu aku ngerjainnya please” . “ Hmmm ya sudah kalau begitu, makanya
ayo buruan kita ke kelas’’ .
Saat Chieka dan Lina tergesa-gesa
menuju kelas tanpa sengaja Chieka menabrak seorag laki-laki didepannya hingga
membuat Chieka terjatuh serta buku yang ada ditangannya jatuh berhamburan. “
Aduhh’’ . “ Maaf,maaf aku gak sengaja soalnya kau buru-buru pengen ke kelas
jadinya kau gak liat-liat trus nabrak kamu deh, maaf banget yaa” ucap Chieka
dengan wajah memelas. “ Iya aku gak apa-apa kok, oya ini buku kamu’’. “ Ouh
bagus deh, makasih aku buru-buru nih ke kelas’’ . Chieka segera meninggalkan
laki-laki itu, Chieka sendiri merasa kebingungan sebelumnya ia tak pernah
melihat laki-laki itu, sosok itu asing dimatanya. Tapi ia segera melupakan hal
itu, yang ia pikirkan saat ini adalah tugas yang banyak dari Sir Adi. Bel
masukpun berbunyi kebetulan juga tugas Chieka selesai pada waktunya. Pelajaran
diawali oleh mata pelajaran Bu Dita yaitu pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, tetapi kali ada yang lain beliau masuk kelas dengan membawa seorang
laki-laki. “ selamat pagi anak-anak’’. “ selamat pagi bu’’ . “ Anak-anak hari
ini kita kedatangan teman baru pindahan dari SMA 2 Semarang, nah untuk lebih
jelasnya kita akan mempersilakannya untuk memperkenalkan diri. Nah Roni
sekarang kamu perkenalkan diri kamu di depan teman barumu. “ hai teman-teman,
perkenalkan nama saya Roni Aditya, saya pindahan dari SMA 2 Semarang. Saya
harap kita bisa berteman baik dalam hal belajar’’ . “ Nah, Roni kamu sekarang
boleh duduk di samping Amel”. ‘’ baik bu’’ . Bu Dita kemudian melanjutkan
pelajaran minggu lalu, murid-murid mengikuti pelajaran dengan konsentrasi
penuh. Tanpa terasa jam pelajaran bu Dita selesai dilanjutkan dengan pelajaran
Sir Adi, yaitu pelajaran bahasa Inggris. “ huuh untung saja ya Chiek, tugas
kita udah selesai’’. “ Iya, Lin jadi kita gak kena hukuman deh’’. “ Baik
anak-anak minggu lalu saya sudah kasih tugas sama kalian sekarang silakan
kumpul tugas kalian’’. “ Baik Sir’’ jawab anak-anak serempak.
***
Sepulang sekolah Chieka
langsung menuju rumah, Chieka sangat enggan mengikuti teman-temannya seperti
Lina dan Amel untuk jalan-jalan sepulang sekolah, ia menganggap hal itu tidak
terlalu bermanfaat dan itu hanya akan membuang waktu saja. Ketika Chieka terus
berjalan menuju rumah tiba-tiba ada yang memanggilnya. “ Chieka tunggu !!’’.
Chieka menoleh ke belakang ternyata yang memanggilnya adalah Roni teman baru di
kelasnya. “ Ouh Roni, ada apa kok kamu manggil aku ?’’. “ enggak ada apa-apa kok
aku Cuma pengen lebih akrab aja sama kamu, kamu kan teman sekelas aku masa aku
gak terlalu kenal sih sama kamu kan aneh jadinya,hehe...” . “ Mmm iya sih, oya
kamu pulang juga jalan kaki yaa ?’’. “ iya, sebenarnya tadi mamah menyuruh aku
diantar sama pak Budi, tapi aku pengen jalan kaki aja,lagian rumah aku dekat
kok gak jauh banget, selain itu juga aku pengen cari teman yang banyak’’. ‘’
Mmmhh gitu yaa, ya udah kita bareng aja pulangnya rumah aku juga gak jauh dari
sini’’. Akhirnyaa Chieka dan Roni pulang bersama walaupun mereka baru saling
kenal, tapi mereka sudah cepat akrab.
Malampun
tiba mentari senja perlahan-lahan menutup lembayung senja membawa keindahan di
sore itu. Seperti malam-malam biasa Chieka belajar, dan mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan
oleh gurunya di sekolah. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. “ Hallo, ini dengan
siapa ya ?’’. “Ini dengan Roni Chiek sorry ya kalau aku dah ganggu malam-malam
begini’’. ‘’ Owh Roni, kamu gak ganggu kok Ron, nyantai aja, emangnya ada apa
?’’. “Mmmhh bagus deh kalau aku gak ganggu, gini Chiek aku mau ngajak kamu
makan-makan mau nggak, soalnya aku lagi boring banget nih di rumah, nanti aku
jemput sama aku traktir deh, tapi mau kan ?’’ . “ Gimana yaa, ya udah deh aku
mau nanti kamu jemput aja aku’’. “ Ok’’. Setelah dijemput oleh Roni, merekapun
makan malam disebuah mall. “ Oya Ron, tadi kamu bilang lagi boring ya, boring
kenapa sih kalau boleh tau ?.’’ . “yaa boring aja, soalnya mamah tuh gak pernah
punya waktu buat aku, bahkan kami tuh gak pernah yang namanya makan bareng’’.
“Owh gitu yaa, emang papah dan saudaramu mana ?’’. “ Mmm..Oya Chiek tuh makanan
pesanan kita dah datang, kita makan aja dulu nanti dilanjutin ceritanya’’.
“Iya’’.
***
Tak terasa sudah 5 bulan Roni
bersekolah, di sekolah barunya itu ia sudah punya teman yang banyak karena
sifatnya yang baik, ramah serta tidak sombong ia adalah anak yang mudah
bergaul. Bahkan sekarang ia dipilih menjadi kapten basket di sekolahnya. Siang
ini matahari bersinar dengan teriknya namun tidak membuat Chieka lelah
menyusuri jalan pulang ke rumahnya, seperti biasa ia selalu bersama Roni. ‘’
Chiek, kamu mau gak nemenin aku lagi sore ini ke taman ?’’. “Sore ini ya,
gimana ya, Mmm ya udah deh aku mau’’. “ beneran Chiek, ya udah nanti aku jemput
kamu yaa’’. Sorepun tiba Roni dan Chieka berjalan-jalan di taman. “ Chiek, kamu
tau gak alasan aku ngajak kamu ke sini ?’’. “ Nggak, emangnya kenapa ?’’. “
Aku, aku mau jujur sama kamu’’. “ Jujur apa sih ? ya udah jujur aja’’. ‘’ Mmm
aku suka kamu Chiek, kamu mau gak jadi pacar aku ?’’. “ Hah yang bener aja ?’’.
“ Iya liat mata aku, apa aku kelihatan bercanda ?’’. “ Enggak sih, gimana ya.
Mmm jujur juga yaah, sebenarnya aku juga suka sama kamu, dan aku mau jadi pacar
kamu’’. “ Beneran, ya ampun ini tuh benar-benar hari yang menyenangkan’’ kata
Roni sembari memeluk Chieka. Inilah awal perjalan kisah cinta mereka.
Hari-hari
Chieka sekarang lebih menyenangkan karena ia sudah punya pacar baru. Hal in
diketahui oleh teman-teman sekelasnya dan merekapun menjadi bahan olok-olok
temannya, dengan isengnya Amel dan Lina sering menggoda Chieka sampai merah
wajahnya karena malu.
***
Sekarang Chieka dan Roni lebih
sering kemana-mana selalu berdua, bahkan ke perpustakaanpun mereka lebih suka
berdua, tidak mengherankan jika sahabat terdekatnya sendiri yaitu Lina sering
cemburu karena sahabatnya itu lebih lengket dengan pacarnya.
Waktu
terus berjalan, sudah setahun mereka jalani kisah kasih mereka. Tepat di hari
jadiannya sesuatu yang buruk terjadi. Saat itu Chieka dan Roni sudah janji
untuk bertemu di taman
untuk merayakan hari jadi mereka tak lupa pula mereka membawa kado
masing-masing. Tetapi saat Chieka pergi ke taman bukannya dengan raut wajah
yang senang, ia malah geram lantaran melihat Roni tengah berpelukan dengan
seorang wanita, tentu ini membuat hati Chieka merasa dipermainkan, sebenarnya
yang dilihat Chieka itu bukanlah Roni, Roni sendiri tidak jadi pergi ke taman
karena ada pertandingan basket. Sejak kesalah pahaman itu terjadi Chieka sering
menjauhi Roni, padahal Roni tidak salah. Chieka sekarang lebih sering sendiri
dan ini membuat Roni menjadi bingung, saat ia mendekati Chieka, Chieka terus
menghindar darinya dengan seribu macam alasan. Suatu hari Chieka mengajak Roni
bertamu di taman, tetapi lagi-lagi hal buruk terjadi. Chieka mengajak sepupu
laki-lakinya untuk membalas kejadian minggu lalu. Di hadapan Roni Chieka
menggandeng sepupunya layaknya seorang pacar, dengan emosi yang memanas Roni
mengendarai motornya dengan kecepatan melebihi batas, saat dipersimpangan ia
tertabrak truk, dan akhirnya masuk jurang, Roni tewas seketika. Di taman hati
Chieka sedang kacau tak menentu akibat ulahnya tadi, ia merasa bersalah pada
Roni tapi mau bagaimana lagi. Lalu ia mencoba menghubungi Roni, tapi no Roni
tidak aktif hatinya makin kacau. Tidak lama kemudian masuk sms Lina yang
memberi tahukan bahwa Roni telah meninggal dunia akibat kecelakaan. Setelah
membaca sms itu Chieka menangis sekencang-kencangnya meratapi, serta menyesali
kesalahan yang lakukan tadi, mau dikatakan apalagi takdir sudah berkata
lain.Dengan penuh rasa sesal, dan penuh rasa cinta dengan berat hati ia temui
mayat kekasih yang amat ia cintai itu untuk terakhir kalinya. Dengan perasaan
duka yang mendalam ia terus memegang tangan kekasihnya itu sampai akhirnya
jenazah Roni dimakamkan. Dan lagi-lagi Chieka tak dapat membendung air matanya,
teman-teman yang hadir terus menyabarkannya, tapi Chieka tetap saja menangis
melihat kepergian kekasihnya itu untuk selamanya.
Tidak
terasa empat puluh hari sudah kepergian Roni, namun duka dan air mata Chieka
tak kunjung berhenti hampir setiap sore ia mengunjungi makam kekasihnya itu,
terkadang ia berbicara sendiri seakan mencurahkan isi hatinya itu pada Roni
kekasihnya. Lina sahabat terdekatnya sering kasian melihat keadaan Chieka yang
sekarang ia selalu murung, duduk dan bahkan menangis sendiri saat duduk di
bangku Roni, mungkin Chieka masih terbayang akan kenangan manisnya bersama
Roni. Malam ini acara empat puluh hari kepergian Roni digelar dirumahnya tak
ketinggalan Chieka dan Lina juga datang. Kali ini Chieka lebih sedikit tenang
dan tegar, tapi dalam hatinya tetap menangis.
Dingin...terlihat Chieka duduk
terdiam di sudut taman. Matanya merah,di matanya mengalir air mata duka, ya dia
memang sedang berduka. Dia baru saja datang dari empat puluh hari meninggalnya
Roni. Cowok yang sudah disakitinya yang meninggal akibat kecelakaan yang ia
alami. Tepatnya setelah ia melihat Chieka berjalan bersama cowok lain. Roni
merasa kecewa, ia marah, bersama luapan emosi ia mengendarai motornya begitu
cepat dan tak bisa menghindari truk yang
tiba-tiba melintas dihadapannya. Roni jatuh terpelanting ke dalam jurang yang membuatnya pergi untuk
selamanya, tanpa tau kejelasan hubungannya dengan Chieka.
Chieka benar-benar terpukul. Dia
merasa bersalah atas kematian Roni. Sebenarnya cowok yang bersamanya itu adalah
sepupunya sendiri yang sengaja ia gandeng di depan Roni, karena rasa kesalnya
pada Roni atas penghianatan yang sebenarnya tak pernah Roni lakukan. “ Chieka ya
?’’ sesosok laki-laki seketika memecah kesunyian dan duduk disamping Chieka.
“Chiek. Udah hapus air mata kamu’’ . laki-laki itu menyodorkan sebuah sapu
tangang berwarna pink yang diambil dari kantong bajunya.Chieka tetap diam
meskipun merasa sedikit aneh dengan sosok misterius itu. “kamu siapa?’’ tanya
Chieka dengan isakan tangis yang masih menjadi tanpa sedikitpun menoleh ke arah
sosok tadi.
“
aku Doni’’ jawabnya. Dengan penuh rasa takut. Ia takut dengan apa yang akan
terjadi jika menoleh ke arahnya. Sejenak suasana menjadi hening, Chiekapun
mulai berhenti menangis. “ Aku senang kamu sudah gak nangis lagi,apalagi
berhentinya tangisan kamu berhenti pula sedih kamu’’. Chieka merasa sedikit
aneh mendengarnya, tapi dia tetap tidak mau menoleh ke arah Doni dan diapun
pergi meninggalkan Doni begitu saja. Tiba-tiba Chieka teringat akan sapu tangan
yang ada di tangannya. “ Nih sapu tangan kamu’’ Chieka menoleh ke arah Doni,
seketika sapu tangan dalam genggamannya jatuh. Jantungnya berguncang, rasa
bersalah itu makin kuat muncul ke permukaan menjelma menjadi butiran yang terus
mengalir membasahi pipinya saat dia tau lelaki didepannya berwajah mirip
seperti Roni.
Chieka diam tak berkata,dia pergi
dan berlari, diapun terus menangis. “Maafkan aku...maafkan aku Roni’’ hanya itu
yang terus Chieka ucapkan sembari terus berlari pulang. Usaha Doni untuk
mengejar Chieka hanya sia-sia belaka, Doni semakin merasa bersalah. Sama
seperti Chieka dia didera rasa sesal karena tak dapat menjelaskan dari awal
bahwa yang dilihat Chieka siang itu bukanlah Roni bersama selingkuhannya
melainkan Doni bersama mantan pacarnya.
Pagi-pagi sekali sicentil Lina
sudah berada di rumah Chieka, Lina adalah sahabat dekat Chieka yang cerewet dan
centil.
“ Chieka...Chieka...’’ “Chiek...bangun...cepat bangun...!!! Surprise
!!! Happy Birthday Chieka,selamat ulang tahun ya..semoga kamu tambah manis dan
lucu..Hmm apalagi yaa ??? Oh, iya semoga kamu cepat dapat cowok lagi. Hehehe’’
cetus Lina dengan cerewetnya, tanpa ia sadari do’a terakhirnya itu membuat mata
Chieka berkaca-kaca teringat akan kejadian yang dialaminya semalam. “ Kok kamu
nangis Chiek ? seharusnya kamu senang dong !!’’ . “ Aku inget Roni Lin’’ jawab
Chieka dengan air mata yang mulai berlinang membasahi pipinya.” Aku tau
perasaanmu Chiek, tapi jangan terus-terusan nyiksa diri kamu gini’’ . “ Aku gak
nyiksa diri tapi bayangan itu yang selalu datang, bahkan tadi malam aku...’’
Chieka tak melanjutkan bicaranya saat dia teringat sosok Doni tadi malam. “
tadi malam kenapa ?’’ tanya Lina dengan penasaran. “Roni...tadi malam aku liat
dia’’. ‘’ Roni lagi...Roni lagi...dia udah gak ada itu halusinasi kamu aja’’
kilah Lina tak percaya. “ Tapi aku ben...’’ . belum sempat Chieka bicara Lina
menghentikannya. “ Sssttt...udah aku ngerti kamu sayang sama dia. Ya udah aku pulang
dulu ya.’’
***
Sepulang sekolah...
“ Lin, aku pulang duluan ya.’’ Sapa Chieka
sembari meninggalkan Lina begitu saja. “ Lho kok gitu ? tega kamu sama aku,
emang kamu mau kemana ?’’ tanya Lina dengan sebal. “ Biasa aku mau ke pantai,
kenapa ? kamu mau ikut ?’’ . ‘’iya-iya aku kan gak pernah kamu ajak.’’ Jawab
Lina dengan semangat empat limanya. “ya enak aja mending aku sendiri, daaahh
Lina cantik’’. “Uh dasar ! Chieka nyebelin.’’
***
Di pantai, keadaan pantai tak berubah masih sama
seperti dia pertama kali ke tempat itu. Membuatnya enggan beranjak di atas
bongkahan batu yang didudukinya. Tiba-tiba “ Chieka, aku mau ngomomg.’’ .
seorang laki-laki memegang bahunya. “ Roni ??’’ tanya Chieka dengan kaget. ‘’
Aku buka Roni, tapi aku Doni saudara kembarnya Roni’’ . Chieka tersentak kaget
tak percaya. “ kembar ? gak mungkin Roni gak pernah cerita sama aku’’ Chieka
tetap tak percaya. ‘’ Dari dulu kita terpisah karena keadaan keluarga kita yang
broken, kita
pun tak pernah ada komunikasi. Mungkin itu yang membuatnya tak pernah bercerita
tentang hal ini’’. Jelas Doni. “ Terus kamu apa Don ?’’. “ Aku Cuma mau bilang
Roni sayang sama kamu’’. ‘’ Sayang ? ngerti apa kamu tentang Roni ? dia
penghianat !’’. “Enggak Chiek, dia bukan penghianat,aku tau kamu begini karena
salam paham’’. Doni terus berusaha membuat Chieka percaya. “ salah paham apa
Don ? Aku liat dengan mata aku sendiri saat dia memeluk cewek di depan aku, apa
bukan penghianat?’’. “ Karena kamu salah makanya aku datang ke sini buat
ngejelasin itu semua Maafin aku waktu itu aku benar-benar bingung. Aku lupa
kalau aku punya saudara kembar, yang kamu liat kemarin bukan Roni tapi aku sama
mantan pacar aku’’ jelas Doni dengan mata berkaca-kaca. “ Apa ? jadi aku salah
? kenapa waktu itu kamu diam saja ? sadar gak sih ? gara-gara kamu gitu dah
bikin orang yang aku sayang pergi tuk selamanya, kamu jahat !!!’’. “ aku kan
udah bilang, aku lupa dan itu semua bukan salah siapa-siapa, itu takdir’’.
Jawab Doni yang mencoba membuat Chieka yang tertutup oleh emosi untuk lebih
sedikit mengerti.
Semenjak kejadian itu mereka
berdua sering bertemu. Doni yang masih bersalah tak pernah bosan mengemis maaf
dari seorang Chieka yang tak pernah bisa memaafkan dan menerima kenyataan yang
ada. Setiap
hari mereka bertengkar, padahal seiring berjalannya waktu jauh di hati mereka mulai tercipta kasih atas semua yang
terjadi, akan tetapi mereka terlalu egois untuk mengakuinya.
***
Dua bulan berlalu, saat mentari
pagi menyinari dengan indahnya pagi yang nampak cerah ceria berdiri di samping
air mata dan tangan menggenggam sepucuk surat berwarna pink. ‘’ Aku bosan
dengan keadaan ini, apalagi dengan keangkuhan kamu. Mungkin saat kamu membaca surit
ini, aku sudah ada di luar kota ngelupain kamu’’. Itulah sepenggal dari isi
surat yang ada digenggam Chieka. Surat itu adalah ucapan terakhir dari Doni
sebelum meninggalkan kota penuh sejarah itu. Chieka terus menangis, untuk kedua
kalinya dia kembali kehilangan orang yang disayangi. Saat itupun dia memutuskan
tuk pergi dan tinggal di rumah tantemya di Surabaya tuk melupakan semua
kejadian itu.
***
Tiga tahun kemudian , saat Chieka
telah kembali ke Jember, di Papuma, seperti kebiasaannya dulu memotret
pemandangan disekitar pantai.
Hari
ini adalah ulang tahun Chieka tapi sepertinya dia benar-benar lupa. Tiba-tiba
ada seorang badut lucu menghampirinya dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun
untuk Chieka. Chieka terkejut, terlebih saat badut itu membuka tutup kepalanya.
“ Doni ?’’ tanya Chieka ragu-ragu. “Ya ini aku Doni, ternyata kamu masih
ingat’’. Seketika itu Chieka langsung memeluk erat tubuh Doni. “ maafin aku
Don,atas sikap aku dulu, aku marah sama diri aku sendiri karena udah ngelakuin
kesalahan. Saat kamu ninggalin aku, aku baru nyadar kalau aku sayang kamu’’
ungkap Chieka dengan tangan masih memeluk tubuh Doni.
Di makam Roni. “ Roni maafin aku
atas semuanya. Kamu disana pasti udah bahagia. Lihat aku sama siapa ? saudara
kembar kamu yang sekarang jagain aku seperti kamu dulu. Jangan marah, karena
kamu tetap yang terbaik dan gak akan pernah tergantikan di hati aku’’. Ungap Chieka
dengan deraian air mata. “ Iya Ron, Chieka sayang kamu.dan aku pasti jagain dia
buat kamu’’. Tambah Doni. Akhirnya masa lalu yang kelam itu membuat mereka
menyadari bahwa mengakui isi hati itu tak pernah salah.
Akhirnya
merekapun memutuskan tuk menikah. Pertukaran cincin penuh bahagia itu dilakukan
di depan makam Roni dengan janji abadi selamanya disaksikan oleh Roni yang
telah tersenyum di surga.